Pages

Dewasa ini dunia diramaikan dengan teknologinya yang semakin berkembang. Pada saat ini saya akan membahas kemajuan teknologi di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intellegent). Kecerdasan buatan sendiri adalah sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.[1]
dan umumnya kecerdasan buatan dikembangkan dalam pembuatan maupun pengembangan sebuah robot. Biasanya jika kita mengikuti perkembangan berita tentang robot negara Jepang dan beberapa negara eropa lainnya semakin gencar untuk mengembangkan robot-robot buatan negaranya. Sebut saja jepang , mereka selalu berusaha menciptakan inovasi – inovasi pada robot – robot buatan negara mereka. Sebut saja ASIMO , robot yang bentuknya dibuat menyerupai tubuh manusia ini memiliki teknologi pada robot umumnya , seperti teknologi pengendalian postur, teknologi pengenalan suara, dan teknologi untuk mengantisipasi serta menghindari tabrakan. Semua teknologi tersebut juga akan diaplikasikan oleh pada bidang penelitian Honda lainnya, seperti teknologi keselamatan otomotif dan lain-lain.[2]
ASIMO sendiri memang dirancang untuk membantu kehidupan manusia. Misalnya mengambilkan barang-barang dll. Sedangkan satu lagi robot buatan jepang yaitu AIBO. Robot ini bentuknya menyerupai anjing. Dan AIBO sendiri juga dirancang untuk membantu manusia. Misalnya pada tunanetra , AIBO ini membantu berjalan-jalan dll.
Indonesia sendiri sepertinya mulai bersemangat untuk membuat atau mengembangkan robot. Saat ini Indonesia sendiri kerap mengikuti pelatihan maupun perlombaan robot. Baik secara lokal maupun internasional. Dan kita harus bangga, karena Indonesia saat ini rajin memenangkan perlombaan bertaraf internasional. Contohnya saja Zarqun. Robot buatan ITB ini berhasil meraih gelar juara kontes robot yang diselenggarakan di USA. Zarqun memenangkan kategori robot berkaki.
Zarqun sendiri adalah jenis robot pemadam api yang dilengkapi berbagai alat sensor pendeteksi api. Dengan berat 3 kilogram dan tinggi sekitar 30 sentimeter, Zarqun merupakan robot cerdas berkaki yang dirancang untuk menolong manusia. Zarqun bisa “hidup” dengan bantuan baterai. Dia menjelajahi ruangan dengan sensor ultrasonic. Setelah itu mendeteksi keberadaan api dengan sensor infra merah. Jika titik api ditemukan, otomatis Zarqun langsung menggerakan kipas angin yang ada di badannya untuk memadamkan api.[3]
Satu lagi robot ciptaan anak bangsa yang juga meraih juara di Amerika adalah Yaqut. Untuk robot Yaqut pada saat kita meliharnya mungkin kita akan merasa sangat familiar dengan robot ini karena robot ini memiliki warna merah putih yaitu warna kebangsaan Indonesia. Yaqut dan zarqun adalah dua robot yang didesain sebagai robot yang bertugas memadamkan kebakaran. Hanya saja terdapat beberapa kompenen didalam tubuh kedua robot tersebut yang berbeda. Untuk menjadikan robot penjinak bom maupun petugas damkar, bahan-bahan robot harus diubah. Saat ini, bahan robot terdiri dari motor serko, sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai mata robot sehingga mengetahui tempat dan sumber cahaya, sensor api, untuk menangkap cahaya yang dikeluarkan api, batere untuk telepon seluler atau komputer jinjing, serta program algoritma kaki enam. Sehingga robot ini mirip dengan laba – laba.[4]
Masih banyak robot – robot buatan anak indonesia yang mengharumkan nama bangsa. Dan kecanggihannya pun tidak kalah dengan negara lain. Kita juga dapat menyimpulkan bahwa secerdas apapun sebuah robot. Pasti manusia lebih unggul. Karena robot memiliki batasan - batasan yang tidak bisa dijangkau.

REFERENSI
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
2.http://www.honda-indonesia.com/technology/111/honda-perkenalkan-asimo-generasi-terbaru
3. http://stei.itb.ac.id/stei/stei/1356
4.http://kampus.okezone.com/read/2011/04/15/373/446370/yaqut-zaqun-bisa-jadi-damkar-dan-detektor-bom